Tips Aman Wisata Nataru Dari Pakar UNAIR Hadapi Cuaca Ekstrem

Rabu, 17 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Busrain Buraidah
Prinsip utamanya adalah mengutamakan keselamatan, bukan rencana perjalanannya. Destinasi wisata masih bisa dikunjungi di lain waktu. (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Surabaya - Ancaman cuaca ekstrem mengharuskan para calon wisatawan untuk lebih cermat dan waspada dalam merencanakan perjalanan liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pakar pariwisata dari Universitas Airlangga memberikan sejumlah panduan praktis untuk memastikan liburan berlangsung aman dan nyaman, meski dihadapkan pada ketidakpastian cuaca. Perencanaan yang detail dan fleksibel menjadi senjata utama.

Novianto Edi Suharno, Dosen D4 Destinasi Pariwisata Fakultas Vokasi UNAIR, menegaskan bahwa dalam situasi seperti ini, keselamatan adalah harga mati yang tidak bisa dikompromikan. Ia menganjurkan agar wisatawan memiliki mentalitas untuk bersikap fleksibel dan berani mengubah atau menunda perjalanan jika kondisi diperkirakan memburuk. Menurutnya, menunda liburan adalah keputusan yang bijaksana daripada memaksakan diri menghadapi risiko.

Langkah pertama dalam perencanaan adalah dengan aktif memantau perkembangan cuaca. Novianto menyarankan untuk mengakses informasi dari sumber yang terpercaya seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pemantauan ini tidak hanya dilakukan sebelum berangkat, tetapi juga selama perjalanan berlangsung untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang mendadak di wilayah tujuan.

Baca Juga: Transit Jupiter 2026 Akan Hampiri Cancer Dan Leo, Ini Dampaknya Menurut Astrolog

Pemilihan kendaraan yang tepat sesuai medan tujuan adalah langkah pencegahan awal. Menggunakan sedan untuk perjalanan ke daerah pegunungan atau perdesaan dengan jalan berliku dan licin dinilai sangat berisiko. Wisatawan disarankan memilih kendaraan yang lebih stabil dan sesuai, atau beralih pada moda transportasi umum yang dikelola oleh profesional yang memahami medan setempat.

Terkait penginapan, kebijakan yang fleksibel menjadi pertimbangan utama. Mencari akomodasi dengan kebijakan pembatalan dan pengembalian dana yang longgar dapat menyelamatkan anggaran jika perjalanan terpaksa dibatalkan mendadak. Bahkan, booking last minute bisa menjadi strategi yang lebih aman untuk memastikan keputusan bepergian diambil setelah melihat kepastian kondisi cuaca.

Alternatif destinasi juga perlu dipersiapkan. Novianto merekomendasikan untuk mempertimbangkan tempat-tempat wisata indoor sebagai opsi utama saat prakiraan cuaca buruk. Museum, taman hiburan dalam ruangan, atau kafe dengan konsep unik dapat menjadi pengganti sementara untuk wisata alam atau outdoor yang berisiko tinggi.

Bagi yang memilih destinasi alam, due diligence terhadap pengelolaan lokasi wajib dilakukan. Pastikan destinasi tersebut memiliki sistem manajemen risiko bencana, jalur evakuasi yang jelas, rambu peringatan, dan petugas yang siap siaga. "Pastikan destinasi alam tersebut memiliki infrastruktur yang memadai, jalur evakuasi yang jelas, serta sistem peringatan dini," ujar Novianto.

Pengetahuan tentang protokol keselamatan dasar di alam bebas adalah bekal yang tidak boleh dilupakan. Wisatawan harus tahu apa yang harus dilakukan jika terjebak hujan deras, angin kencang, atau banjir di lokasi wisata. "Jangan memaksakan aktivitas outdoor hanya karena merasa sudah berpengalaman. Alam itu tidak bisa ditebak," pungkas Novianto mengingatkan.

(Busrain Buraidah)

    Bagikan:
komentar