Gerakan Rukun Sama Teman Dicanangkan, Jawab Tantangan Lunturnya Keakraban Di Sekolah

Rabu, 17 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Bakhtiar Hadi
Wakil Menteri Pendidikan Fajar Riza Ul Haq mengawali gelar wicara dengan menyatakan keprihatinan atas gejala lunturnya keakraban dan terkikisnya pertemanan di lingkungan sekolah. (Dok. kemendikdasmen.go.id)

Jakarta - Fenomena terkikisnya nilai-nilai keakraban dan pertemanan di kalangan pelajar menjadi perhatian serius Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Melalui peluncuran Gerakan Rukun Sama Teman, Kemendikdasmen berupaya membangun kembali iklim sekolah yang kondusif bagi pertumbuhan sosial-emosional siswa. Gerakan ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam menerapkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.

Dalam gelar wicara pascapeluncuran, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Fajar Riza Ul Haq, secara gamblang mengungkapkan observasinya terhadap dinamika sosial di sekolah. "Kita melihat ada gejala di lingkungan sekolah, walaupun memang baru sebagian kecil, di mana pertemanan itu mulai terkikis, keakraban dengan teman sebaya itu mulai luntur," ucapnya memulai diskusi.

Pernyataan Wamen Fajar tersebut menjadi landasan argumentasi mengapa gerakan ini dinilai sangat strategis. Ia menekankan bahwa gerakan ini penting karena Kemendikdasmen hendak mengembalikan sekolah sebagai ekosistem yang sehat secara holistik. Kesehatan ekosistem sekolah ini mencakup aspek fisik, mental, dan sosial bagi seluruh peserta didik.

Baca Juga: Inisiatif Lokal Membawa Dampak Nasional, Gardian Muhammad Jadi Inspirasi Pemuda

Wakil Menteri lainnya, Atip Latipulhayat, menambahkan dimensi filosofis dari gerakan tersebut. Menurutnya, Gerakan Rukun Sama Teman memiliki peran sentral dalam mengembalikan kesejatian murid sebagai manusia yang berinteraksi sosial. Sekolah, sebagai miniatur masyarakat, menjadi tempat yang tepat untuk memulai kebiasaan bermasyarakat yang merupakan bagian dari 7 KAIH.

Figur publik Raffi Ahmad yang turut hadir menyampaikan perspektifnya tentang perubahan zaman dalam berteman. Ia membandingkan pengalaman masa kecilnya yang penuh permainan fisik dengan kecenderungan anak zaman sekarang yang lebih banyak berinteraksi melalui dunia digital. Meski medium berubah, nilai inti tentang kerukunan dan sikap hormat harus tetap dipegang teguh.

Raffi juga menitipkan pesan tentang pentingnya keterbukaan bagi siswa. Ia mendorong anak-anak untuk menjadikan guru dan orang tua sebagai tempat berbagi pertama atas segala persoalan yang dihadapi di sekolah. Setelah itu, barulah mencari dukungan dari teman-teman yang dapat memberikan pengaruh positif dan konstruktif.

Dukungan terhadap gerakan ini juga datang dari pemerintah daerah. Bupati Maluku Tenggara, Muhamad Thaher Hanubun, yang hadir menerima apresiasi, membagikan pengalamannya sebagai mantan guru. Ia meyakini bahwa kedekatan hubungan guru-murid yang penuh kasih sayang adalah fondasi bagi siswa untuk belajar menghargai dalam pergaulan sehari-hari.

Bupati Thaher juga memperkenalkan filosofi lokal Aini Ni Ain dari Maluku Tenggara yang relevan dengan gerakan ini. Filosofi yang menggambarkan rasa saling memiliki dan menjaga ini dapat dijadikan landasan untuk membiasakan siswa saling peduli, sehingga hubungan pertemanan yang sehat dapat terwujud dan mendukung proses pembelajaran.

(Bakhtiar Hadi)

    Bagikan:
komentar