Kehamilan sering kali dianggap sebagai periode yang dipenuhi dengan kebahagiaan, harapan, dan awal yang baru. Meskipun perjalanan ini dapat menjadi pengalaman yang indah, kehamilan juga membawa perubahan fisik, emosional, dan psikologis yang signifikan. Menurut Dr. Meghna D Sarviya, Konsultan Senior di Departemen Ginekologi Cloudnine Group of Hospitals di Malad, dukungan emosional selama masa perubahan ini sangat berharga dan penting. Kesejahteraan emosional tidak hanya memengaruhi kesehatan ibu, tetapi juga perkembangan dan hasil kehamilan. Ketika seorang wanita hamil merasa didukung secara emosional, ia lebih siap menghadapi ketidakpastian, stres, dan kegembiraan dalam fase unik ini. Dukungan emosional mencakup kehadiran, mendengarkan tanpa menghakimi, memvalidasi perasaan, dan memberikan kepastian. Dr. Meghan menjelaskan bahwa perubahan hormon, ketidaknyamanan fisik, kekhawatiran mengenai persalinan atau pengasuhan anak, serta tekanan sosial dapat menyebabkan fluktuasi emosi. Emosi seperti kegembiraan, ketakutan, kebingungan, harapan, kerentanan, dan kebahagiaan sering muncul bersamaan. Dalam beberapa situasi, ibu hamil mungkin juga merasakan kecemasan terkait kesehatan bayi, kekhawatiran tentang citra tubuh, ketakutan akan proses melahirkan, rasa bersalah atau kesedihan karena tidak merasa cukup bersemangat, serta stres yang berkaitan dengan tanggung jawab finansial atau pekerjaan, dan perasaan kesepian, terutama jika terpisah dari keluarga atau kurangnya dukungan. Dukungan emosional dapat menurunkan risiko kecemasan, depresi, dan gangguan suasana hati baik sebelum maupun setelah melahirkan, yang pada gilirannya meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan emosional. Hal ini juga berpengaruh positif terhadap tekanan darah, sistem kekebalan tubuh, dan hasil kelahiran. Seorang ibu yang mendapatkan dukungan cenderung lebih mudah terhubung dengan bayinya sejak awal dan menikmati proses menjadi orang tua. Selain itu, penting untuk bersabar, karena fluktuasi hormonal dan kelelahan fisik dapat menyebabkan emosi menjadi tidak stabil. Dalam memberikan dukungan, tawarkan bantuan tanpa memaksakan, baik itu berupa saran, kunjungan, atau bantuan lainnya, dan selalu minta izin terlebih dahulu. Hargai pendapatnya, baik mengenai rencana kelahiran, pola makan, atau pilihan pengasuhan, dan dengarkan keputusannya. Dengan adanya dukungan yang penuh perhatian dan empati, wanita merasa lebih berdaya dalam menghadapi tantangan dan membuat keputusan yang tepat. Dr. Meghna D Sarviya memberikan beberapa saran tentang bagaimana kita semua dapat berkontribusi untuk menciptakan pengalaman kehamilan yang lebih aman secara emosional: Pertama, tanyakan apa yang dirasakan wanita hamil, jangan berasumsi. Kedua, dengarkan tanpa menghakimi, karena wanita hamil tidak memerlukan kesempurnaan, melainkan kehadiran yang mendukung.