paudpedia.kemdikbud.go.id

Tahun Ajaran Baru, Sebanyak 40.000 Satuan Pendidikan PAUD Dan Dikdasmen Akan Melaksanakan Pembelajaran Mengenai Pemrograman Dan Kecerdasan Buatan

Kamis, 10 Apr 2025

Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen dan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) sedang mempersiapkan 40.000 Satuan Pendidikan untuk jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah di Indonesia. Persiapan ini bertujuan agar pada Tahun Ajaran Baru 2025 - 2026, program pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial dapat dilaksanakan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), Gogot Suharwoto, M.Ed, Ph.D, dalam sambutannya pada acara Sosialisasi Seleksi Lembaga Penyelenggara Diklat Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) yang diadakan di Jakarta, baik secara daring maupun luring, pada Rabu dan Kamis (9-10/4).

Acara sosialisasi ini dihadiri oleh Staf Khusus Menteri bidang Transformasi Digital dan Kecerdasan Artifisial, Dr. Muhammad Muchlas Rowi, MM, Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Dr. Nia Nurhasanah, M.Ed, serta Direktur Sekolah Menengah Atas, Winner Jihad Akbar S.Si., M.Ak.

“Kami berharap proses seleksi dapat diselesaikan pada bulan Mei, sehingga pelatihan dan Diklat Pembelajaran dapat segera dilaksanakan. Dengan demikian, pada bulan Juli, tepat saat tahun ajaran baru dimulai, program pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial sudah dapat diterapkan. Saya berharap pelaksanaan dan pola pelatihan yang dirancang oleh Ditjen GTK dapat berlangsung secara berkelanjutan,” ungkap Ditjen PAUD Dikdasmen.

Di sisi lain, Staf Khusus Menteri bidang Transformasi Digital dan Kecerdasan Artifisial, Muhammad Muchlas, menekankan bahwa program pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial ini merupakan salah satu inisiatif strategis Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah untuk memperkuat literasi digital dan mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan di masa depan, termasuk revolusi industri 4.0 dan era kecerdasan buatan.

Oleh karena itu, pemilihan lembaga penyelenggara menjadi tahap yang sangat krusial untuk memastikan bahwa proses pelatihan dapat dilaksanakan dengan optimal dan berkualitas, ungkap Staf Khusus Menteri.

Kegiatan Sosialisasi Seleksi Lembaga Penyelenggara Diklat Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (KA) yang dilaksanakan pada hari ini, Selasa, 9 April 2025, merupakan bagian dari langkah awal dalam proses pemilihan lembaga yang akan berperan sebagai mitra dalam pelaksanaan program diklat.

Adaptif, Transformasional, dan Inklusif

Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen, Gogot Suharwoto, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal yang signifikan dalam membangun ekosistem pendidikan masa depan yang lebih adaptif, transformasional, dan inklusif. Perubahan cepat di dunia — seperti digitalisasi, Kecerdasan Artifisial (AI), big data, dan Internet of Things (IoT) — telah mengubah cara manusia belajar, bekerja, dan berpikir.


"Jika kita tidak mengubah pendidikan kita, kita tidak hanya akan tertinggal, tetapi akan tertinggal jauh. Oleh karena itu, pembelajaran koding dan KA bukan sekadar tambahan keterampilan digital, melainkan merupakan fondasi kompetensi abad ke-21. Ini bukan hanya tentang mengikuti tren, tetapi tentang bagaimana anak-anak kita dapat bertahan dan melampaui zaman. Literasi digital harus menjadi hak bagi semua, bukan sekadar hak istimewa; dan kita bertanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak di kota besar maupun daerah terpencil memiliki akses yang setara terhadap pendidikan teknologi yang berkualitas," jelasnya.

Ia menjelaskan bahwa integrasi pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial dalam kurikulum bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir komputasional, analisis data, algoritma, etika digital, serta pengembangan solusi berbasis KA yang berfokus pada manusia. Semua ini bertujuan agar peserta didik tidak hanya memahami teknologi, tetapi juga mampu menciptakannya secara etis dan bertanggung jawab.

Pembelajaran ini akan dilaksanakan secara bertahap dan fleksibel, mulai dari intrakurikuler, kokurikuler, hingga ekstrakurikuler, dengan pendekatan berbasis masalah.

Lembaga Penyelenggara Diklat

Direktur Pendidikan Anak Usia Dini, Dr. Nia Nurhasanah, dalam laporan kegiatannya menjelaskan bahwa melalui acara hari ini, kita akan membahas mekanisme seleksi, kriteria, serta harapan terhadap Lembaga Penyelenggara Diklat (LPD) yang akan menyelenggarakan pelatihan mengenai Koding dan Kecerdasan Artifisial.

"Kami berharap para calon LPD yang hadir dapat menyimak dengan seksama materi yang akan disampaikan oleh para narasumber. Kegiatan ini bukan hanya sekadar forum informatif, tetapi juga merupakan ruang kolaboratif — tempat kita dapat berdiskusi, bertanya, dan memberikan ide-ide terbaik demi keberhasilan program ini," ungkap Nia Nurhasanah.

Tujuan utama yang diharapkan dari kegiatan ini adalah untuk memastikan bahwa semua calon lembaga memiliki pemahaman yang komprehensif dan siap untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses seleksi, sehingga lembaga-lembaga yang terpilih nantinya adalah yang kompeten, kredibel, dan mampu menyelenggarakan pelatihan berkualitas bagi peserta didik.

Mari kita sadari bahwa pendidikan yang berkualitas tidak hanya berkaitan dengan penguasaan teknis, tetapi juga tentang siapa yang memiliki akses untuk belajar. Tidak boleh ada anak yang tertinggal karena faktor lokasi, latar belakang, atau keterbatasan sarana.

Dengan adanya sinergi antara pemerintah, industri, sekolah, dan masyarakat, kita tidak hanya membentuk generasi yang siap menghadapi era digital, tetapi juga generasi yang akan menciptakan masa depan bangsa.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.