REUTERS/Kim Soo-Hyeon

Kesedihan Dan Kemarahan Keluarga Yang Menunggu Kedatangan Jenazah Korban Kecelakaan Pesawat Jeju Air

Rabu, 01 Jan 2025

Ratusan anggota keluarga korban kecelakaan pesawat Jeju Air tidak dapat menahan kesedihan dan kemarahan mereka karena belum mendapatkan kesempatan untuk melihat jenazah sanak saudara yang meninggal dunia akibat insiden saat pendaratan darurat pada hari Minggu (29/12).

Mereka menginap di tenda-tenda yang didirikan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, sambil menunggu informasi mengenai orang-orang tercinta mereka dalam keadaan yang penuh ketidakpastian.

Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, telah menginstruksikan para penyelidik untuk segera memberikan hasil identifikasi kepada keluarga yang ditinggalkan.

Choi juga telah memerintahkan dilakukannya pemeriksaan keselamatan darurat terhadap seluruh operasi maskapai penerbangan di negara tersebut.

Di tengah protes keras dari keluarga korban di Bandara Internasional Muan, Kepala Polisi Jenderal Na Won-o mengungkapkan bahwa penundaan tersebut disebabkan oleh kebutuhan petugas untuk melakukan identifikasi secara teliti terhadap 179 korban, yang jenazahnya mengalami kerusakan parah dan terpisah akibat kecelakaan tersebut.

Seorang pria paruh baya dengan penuh emosi bertanya, "Dapatkah Anda menjamin bahwa [jasad] mereka akan disatukan kembali?" 

Beberapa orang lainnya meminta agar jasad para korban diserahkan dalam kondisi apa adanya, namun Na menjelaskan bahwa pihak berwenang berusaha sebaik mungkin untuk mengumpulkan dan mencocokkan sebanyak mungkin jasad yang ada.

Informasi yang mengerikan ini membuat beberapa kerabat menangis, sementara yang lainnya hanya duduk terdiam, tampak kelelahan dan tertegun.

Pesawat Boeing 737-800 yang dalam perjalanan dari Bangkok, Thailand, menuju Bandara Internasional Muan di Korea Selatan, tergelincir dari landasan setelah mendarat dan menabrak dinding bandara pada hari Minggu (29/12) sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

Kecelakaan tersebut mengakibatkan 179 dari 181 penumpang dan awak pesawat kehilangan nyawa, menjadikannya sebagai insiden penerbangan paling mematikan di Korea Selatan.

Di antara korban terdapat empat anggota awak pesawat, sementara dua orang berhasil diselamatkan dari puing-puing dalam kondisi hidup.

Tuntutan dari penjabat presiden untuk melakukan evaluasi segera terhadap operasi maskapai muncul setelah penerbangan Jeju Air lainnya terpaksa kembali ke Seoul tidak lama setelah lepas landas pada hari Senin (30/12) akibat masalah yang tidak teridentifikasi pada roda pendaratan.


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.