BNN Republik Indonesia menjalin kerja sama dengan dinas pendidikan di seluruh Indonesia melalui pelaksanaan Program Integrasi Kurikulum Anti Narkoba (IKAN) sebagai upaya pencegahan, pemberantasan, dan rehabilitasi narkoba, demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. "Saya menghargai Dinas Pendidikan se-Kepulauan Babel yang telah bekerja sama dengan BNN dalam mengimplementasikan Program Integrasi Kurikulum Anti Narkoba (IKAN) di semua SMA, SMK, dan SLB," ungkap Kepala BNN RI Mathinus Hukom saat melakukan tinjauan terhadap pelaksanaan Program IKAN di SMA Negeri 4 Kota Pangkalpinang pada hari Kamis. Ia menekankan bahwa sekolah tidak hanya berfungsi untuk mendidik anak-anak agar menjadi pintar dan cerdas, tetapi juga penting untuk memastikan bahwa moral mereka baik, karena tanpa moral yang baik, mereka akan rentan terhadap pengaruh narkoba. "Tugas dinas pendidikan di sini adalah menciptakan lingkungan pendidikan yang menjadi tempat pembentukan moral kedua setelah keluarga," tambahnya. Ia juga mengimbau kepada kepala dinas pendidikan untuk berkolaborasi dengan BNN di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota agar dapat bersinergi dalam menyiapkan generasi penerus bangsa yang cerdas dan bermoral. "Kecerdasan sangatlah penting, namun jika moral tidak baik, maka teknologi yang dimiliki dapat disalahgunakan untuk melakukan kejahatan. Oleh karena itu, pengetahuan harus disertai dengan moralitas," tegasnya. Program IKAN di SMAN, SMK, dan SLB diterapkan pada mata pelajaran agama, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, PJOK, IPA, Biologi, Kimia, serta Fisika. Tujuannya adalah untuk melindungi siswa-siswi dari dampak buruk peredaran gelap dan penyalahgunaan narkoba. "Kami berkomitmen untuk mengembangkan Program IKAN di seluruh sekolah di Indonesia, sehingga generasi penerus bangsa dapat memperoleh informasi yang komprehensif dan terhindar dari pengaruh negatif narkoba," ujarnya.